koronovirus.site – Insiden tragis terjadi di Jepang utara ketika seorang wanita tewas dan satu orang lainnya dilaporkan hilang setelah diserang beruang liar saat memetik jamur di kawasan pegunungan.
Serangan maut ini terjadi pada Jumat (3/10/2025) dan dikonfirmasi oleh kepolisian Prefektur Miyagi, Sabtu (4/10/2025).
“Seorang wanita dipastikan tewas dan seorang lainnya masih hilang,” ujar pejabat kepolisian setempat kepada AFP.
Diserang Saat Memetik Jamur di Pegunungan
Menurut laporan media publik NHK, empat orang termasuk dua wanita lanjut usia berusia 70-an sedang memetik jamur liar di area pegunungan ketika insiden terjadi.
Salah satu dari mereka sempat menelepon polisi dan melaporkan bahwa temannya diserang oleh beruang besar.
Tak lama kemudian, tim penyelamat menemukan jenazah wanita tersebut dengan luka parah akibat cakaran dan gigitan, menguatkan dugaan bahwa korban meninggal karena serangan hewan buas itu.
Korban Lain Ditemukan di Prefektur Nagano
Dalam kejadian terpisah, jasad seorang pria berusia 78 tahun ditemukan di Prefektur Nagano dengan bekas cakaran di tubuhnya.
Menurut laporan harian Asahi Shimbun, polisi menduga kuat bahwa pria tersebut juga menjadi korban serangan beruang liar.
Kedua insiden ini memperpanjang daftar serangan beruang di Jepang yang meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir.
Fenomena Meningkatnya Serangan Beruang di Jepang
Menurut data pemerintah Jepang, perubahan iklim dan penurunan populasi manusia di pedesaan menjadi faktor utama meningkatnya pergerakan beruang ke wilayah permukiman.
Berkurangnya sumber makanan alami seperti buah dan biji di hutan juga membuat beruang sering turun gunung mencari makan, bahkan mendekati rumah penduduk.
Dalam kurun waktu April hingga Agustus 2025, tercatat 69 orang terluka akibat serangan beruang, lima di antaranya meninggal dunia.
Sementara dalam setahun terakhir hingga Maret 2025, 85 orang diserang dengan tiga korban jiwa.
Tahun sebelumnya, jumlah serangan bahkan mencapai 219 kasus dan menewaskan enam orang.
Pemerintah Longgarkan Aturan Senjata untuk Pemburu
Lonjakan kasus serangan beruang membuat pemerintah Jepang mengambil langkah tegas.
Pada bulan lalu, otoritas melonggarkan aturan kepemilikan senjata api agar pemburu lebih mudah menggunakan senapan di daerah berpenduduk padat.
Langkah ini diambil untuk mengendalikan populasi beruang liar yang semakin mendekati wilayah manusia, sekaligus melindungi warga dari potensi serangan.
“Aturan baru ini diharapkan dapat mempercepat respon pemburu terhadap beruang yang masuk ke area berbahaya,” tulis NHK dalam laporannya.
Krisis Lingkungan dan Tantangan Jepang ke Depan
Para ahli ekologi memperingatkan bahwa krisis lingkungan dan perubahan iklim membuat interaksi manusia dengan satwa liar semakin intens.
Hilangnya habitat alami akibat urbanisasi dan suhu yang makin ekstrem memaksa hewan-hewan seperti beruang, rusa, dan babi hutan mencari sumber makanan baru di wilayah manusia.
Pemerintah Jepang kini dihadapkan pada dilema besar:
di satu sisi perlu melindungi warga dari ancaman satwa liar, namun di sisi lain harus melestarikan populasi beruang yang menjadi bagian penting dari ekosistem hutan.
Penutup
Kasus serangan beruang di Jepang ini kembali mengingatkan dunia pada kerentanan manusia terhadap perubahan alam.
Selain karena faktor iklim, penurunan populasi di wilayah pedesaan membuat semakin sedikit orang yang bisa menjaga keseimbangan antara aktivitas manusia dan kehidupan satwa liar.
Otoritas Jepang kini tengah meningkatkan patroli, memperluas pelatihan keamanan warga desa, serta membangun sistem peringatan dini serangan beruang di wilayah rawan.
Namun, banyak pihak menilai solusi jangka panjang tetap terletak pada restorasi ekosistem alami dan edukasi masyarakat.
Cek juga artikel paling seru dari paltform iklanjualbeli.info

