koronovirus.site Pemerintah akhirnya menetapkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2026. Besaran biaya yang harus ditanggung jemaah disahkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 34 Tahun 2025. Penetapan ini menjadi landasan resmi bagi penyelenggaraan ibadah haji tahun mendatang, sekaligus menjawab banyak pertanyaan dari masyarakat mengenai kesiapan pelaksanaan ibadah bagi calon jemaah.
Keppres tersebut memastikan bahwa pembiayaan haji tetap menggunakan dua sumber utama, yaitu Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang dikelola negara dan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) yang dibayar langsung oleh setiap jemaah. Kombinasi ini sudah lama menjadi skema subsidi silang antara dana jemaah dan nilai manfaat dana haji yang dikembangkan pemerintah melalui Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Apa Itu Bipih?
Bipih merupakan biaya yang wajib dibayar jemaah sebagai bagian dari pelaksanaan haji. Dana tersebut disalurkan untuk beberapa kebutuhan paling pokok selama perjalanan. Pada Keppres yang baru ditetapkan, Bipih dialokasikan untuk:
- Biaya penerbangan pulang-pergi
- Sebagian akomodasi di Makkah
- Sebagian akomodasi di Madinah
- Biaya hidup (living cost) selama di Arab Saudi
- Pelayanan lainnya yang terkait langsung dengan jemaah
Dengan kata lain, jemaah menanggung sebagian biaya riil penyelenggaraan, sementara komponen lain dibiayai dari dana manfaat haji yang sebelumnya sudah ditabung dalam sistem.
Subsidi Negara Tetap Berjalan
Melalui Keppres ini, pemerintah menegaskan bahwa subsidi haji masih tetap diberikan. Besarnya subsidi berbeda setiap tahun tergantung pada kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi global, terutama fluktuasi mata uang dan biaya layanan di Arab Saudi.
Pemerintah ingin memastikan bahwa biaya yang dibayar jemaah tidak terlalu membebani masyarakat, khususnya mereka yang sudah menunggu bertahun-tahun dalam antrean panjang. Namun di sisi lain, penyelenggaraan haji harus tetap berkualitas. Itulah sebabnya penyesuaian biaya dilakukan berdasarkan evaluasi rutin terhadap pelayanan dan standar kenyamanan jemaah.
Mengapa Biaya Haji Berubah Setiap Tahun?
Banyak calon jemaah sering bertanya mengapa biaya haji tidak bisa dipatok tetap. Ada beberapa faktor yang memengaruhi besarnya Bipih:
1. Harga layanan di Arab Saudi
Biaya penginapan, makan, transportasi lokal, dan layanan kesehatan terus berubah mengikuti kondisi ekonomi di sana.
2. Kurs mata uang
Sebagian besar transaksi menggunakan Riyal Saudi dan Dolar AS. Jika nilai tukar rupiah melemah, otomatis biaya meningkat.
3. Kapasitas penerbangan
Ketersediaan pesawat dan biaya operasional maskapai berdampak langsung pada harga tiket.
4. Peningkatan kualitas pelayanan
Pemerintah rutin menambahkan fasilitas, seperti peningkatan kapasitas hotel, peningkatan menu makanan, serta sistem transportasi bus yang lebih nyaman.
5. Jumlah kuota jemaah
Semakin besar kuota, semakin besar tantangan logistik yang harus dihadapi dan berdampak pada total biaya penyelenggaraan.
Semua faktor tersebut membuat pemerintah harus melakukan perhitungan ulang setiap tahun, agar biaya yang dibayar jemaah tetap adil dan kompetitif.
Fokus pada Pelayanan Jemaah
Keppres yang diteken Presiden juga memberi pesan bahwa pelayanan jemaah harus menjadi prioritas. Pemerintah menargetkan peningkatan kenyamanan bagi lansia, penyandang disabilitas, serta jemaah yang kondisi kesehatannya rentan. Era haji modern tidak boleh lagi sekadar menghitung angka, tetapi memastikan jemaah dapat beribadah dengan aman dan khusyuk.
Hal lain yang menjadi perhatian adalah waktu tunggu keberangkatan yang semakin panjang di banyak daerah. Pemerintah ingin mempercepat antrian melalui peningkatan kapasitas layanan, termasuk pembicaraan diplomatik agar kuota tambahan bisa diperoleh dari otoritas Arab Saudi.
Transparansi Pengelolaan Dana Haji
Penetapan biaya haji melalui Keppres juga merupakan bentuk transparansi negara kepada publik. Masyarakat dapat mengetahui apa saja yang dibiayai oleh dana yang mereka setorkan, serta bagaimana pemerintah mengelola dana manfaat haji agar dapat meringankan beban jemaah.
Informasi mengenai komponen biaya akan disosialisasikan ke seluruh daerah. Tujuannya agar tidak ada lagi kebingungan antara biaya yang dibayar jemaah, dengan biaya yang ditanggung dari nilai manfaat.
Harapan Jemaah Menjelang Keberangkatan 2026
Para calon jemaah kini memasuki fase persiapan administratif dan kesehatan. Penetapan biaya memberi kepastian bahwa keberangkatan semakin dekat. Banyak dari mereka telah menabung bertahun-tahun dan melewati masa antrean panjang. Keppres ini menjadi angin segar setelah banyak menunggu.
Harapan juga disampaikan agar fasilitas dan pelayanan tahun 2026 bisa lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Banyak jemaah berharap penginapan lebih dekat dari Masjidil Haram, pelayanan bus lebih lancar, serta konsumsi lebih terjaga kualitasnya.
Masyarakat juga berharap pemerintah terus menjaga keseimbangan antara kemampuan finansial jemaah dan standar kenyamanan selama menjalankan rukun Islam kelima.

Cek Juga Artikel Dari Platform hotviralnews.web.id
