koronovirus.site Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Papua Pegunungan memastikan bahwa Kabupaten Jayawijaya saat ini aman dari hama, penyakit, dan organisme pengganggu tumbuhan. Hasil pemeriksaan terbaru menunjukkan sumber daya hayati di wilayah tersebut sehat dan tidak mengandung organisme berbahaya.
Kepastian ini disampaikan Kepala BKHIT Papua Pegunungan, Abdul Kadir Loji, setelah kegiatan pemantauan lapangan di beberapa distrik. Ia menegaskan, hingga kini tidak ada temuan hama penyakit yang dapat mengancam keamanan pangan dan kesehatan masyarakat.
Pemantauan ini menjadi bagian dari program nasional untuk menjaga ekosistem Papua tetap produktif. Tim karantina melakukan pengumpulan sampel dari hewan, ikan, dan tanaman untuk diuji di laboratorium Jayapura.
Hasil Pengujian Laboratorium
Abdul Kadir menjelaskan, semua sampel diuji di laboratorium karantina dan hasilnya negatif terhadap penyakit HPHK, HPIK, maupun OPTK. Temuan tersebut menunjukkan ekosistem Jayawijaya masih stabil dan terjaga kesehatannya.
“Dengan hasil lab yang menyatakan negatif, kami pastikan ternak sapi, hasil kebun, dan perikanan di Jayawijaya aman dikonsumsi,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa kondisi ini membantu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat serta mendorong ekonomi lokal.
Petani dan peternak kini lebih percaya diri memasarkan hasil panen mereka. Produk pertanian dan peternakan Jayawijaya terbukti memenuhi standar keamanan dan layak untuk distribusi antarwilayah.
Kolaborasi Antarinstansi
BKHIT Papua Pegunungan bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Dinas Perikanan Jayawijaya dalam proses pemantauan. Kolaborasi ini memperluas cakupan pengawasan di lapangan dan memastikan data yang dikumpulkan akurat.
Untuk bidang karantina hewan, kegiatan dilakukan di Distrik Wamena Kota, Pisugi, Libarek, dan Kurulu. Pemeriksaan difokuskan pada deteksi penyakit Bovine Viral Diarrhea (BVD) atau diare pada sapi.
Bidang karantina ikan dilakukan di Distrik Musatfak, Asolokobal, dan Walesi. Sedangkan bidang karantina tumbuhan dilaksanakan di Distrik Hubikosi, Hubikiak, dan Asolokobal. Fokusnya adalah memantau lalat buah serta organisme pengganggu tanaman buah dan sayur.
“Pemantauan rutin ini penting untuk mencegah penyebaran penyakit. Semua hasil pengujian kami laporkan ke pemerintah daerah sebagai dasar kebijakan,” jelas Abdul Kadir.
Dukung Ketahanan Pangan Daerah
Kepala BKHIT menegaskan, upaya menjaga keamanan hayati juga mendukung ketahanan pangan nasional. Jika hewan dan tumbuhan sehat, pasokan pangan lokal akan stabil. Masyarakat Jayawijaya dapat memenuhi kebutuhan sendiri tanpa terlalu bergantung pada pasokan dari luar daerah.
“Selain pengawasan, kami juga mendorong peningkatan ekonomi masyarakat. Jayawijaya memiliki potensi besar di sektor pertanian dan perikanan,” ujarnya. Pemerintah berharap hasil lokal dapat menjadi tulang punggung ketahanan pangan di Papua Pegunungan.
Dengan lingkungan yang masih alami, Jayawijaya bisa menjadi contoh wilayah yang mengelola sumber daya hayati secara berkelanjutan. Produk dari wilayah ini juga diharapkan mampu bersaing di pasar regional.
Peran Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
BKHIT Papua Pegunungan tidak hanya fokus pada pengawasan, tetapi juga pada edukasi. Petugas rutin memberikan penyuluhan kepada petani dan peternak tentang cara mendeteksi penyakit sejak dini.
Masyarakat juga diajarkan pentingnya prosedur karantina sebelum mengirim hasil produksi ke luar daerah. Hal ini mencegah penyebaran hama antarwilayah dan menjaga reputasi Papua sebagai daerah yang aman secara biologis.
“Perlindungan sumber daya alam tidak bisa dilakukan sendiri. Semua pihak harus bekerja sama agar keanekaragaman hayati tetap lestari,” tegas Abdul Kadir.
Jayawijaya Jadi Model Pengawasan Karantina
Keberhasilan BKHIT dalam menjaga wilayah Jayawijaya dari penyakit dan hama menjadikannya contoh bagi kabupaten lain. Model pengawasan terpadu ini akan diterapkan di berbagai daerah lain di Papua.
Dengan langkah sistematis dan dukungan lintas sektor, Papua Pegunungan bisa menjadi pusat pengelolaan sumber daya hayati yang sehat dan modern. Pemerintah pusat pun menilai hasil ini sebagai capaian positif bagi penguatan ekonomi berbasis pertanian dan perikanan di wilayah timur Indonesia.
Selain menjaga kelestarian alam, program ini memperkuat posisi Papua dalam rantai distribusi pangan nasional. Produk pertanian dan peternakan dari Jayawijaya kini memiliki peluang lebih besar untuk dikembangkan ke pasar yang lebih luas.
Penutup
Hasil pengawasan Balai Karantina Papua Pegunungan membuktikan bahwa Jayawijaya adalah wilayah yang aman secara biologis. Hewan, ikan, dan tumbuhan terbebas dari penyakit serta siap mendukung kebutuhan pangan masyarakat.
Kolaborasi antara pemerintah, instansi teknis, dan masyarakat menjadi faktor utama keberhasilan ini. Dengan pengawasan yang konsisten dan edukasi berkelanjutan, Jayawijaya mampu menjaga lingkungan tetap sehat sekaligus memperkuat ekonomi lokal.
Langkah ini membuktikan bahwa pengelolaan hayati yang baik dapat berjalan berdampingan dengan kesejahteraan masyarakat. Jayawijaya kini menjadi simbol keberhasilan Papua Pegunungan dalam membangun wilayah yang tangguh, aman, dan produktif. ekonomi berkelanjutan di Tanah Papua.

Cek Juga Artikel Dari Platform medianews.web.id
