koronovirus.site Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan optimisme tinggi terhadap kondisi perekonomian Indonesia yang dinilai semakin solid. Ia meyakini pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini dapat mencapai 5,2 persen secara tahunan, bahkan berpotensi meningkat hingga di atas 6 persen pada tahun berikutnya.
Optimisme itu didasarkan pada tren pertumbuhan yang terus menunjukkan perbaikan, terutama di sektor riil, ekspor, dan investasi. Purbaya menilai bahwa laju ekonomi Indonesia saat ini sudah berada di jalur yang tepat untuk memasuki fase percepatan baru.
Kinerja Kuartal Akhir Jadi Penopang
Menurut Purbaya, kinerja ekonomi Indonesia pada kuartal terakhir tahun ini diprediksi tumbuh lebih dari 5,5 persen. Pertumbuhan yang kuat di penghujung tahun diharapkan bisa mendorong capaian tahunan mencapai target 5,2 persen.
Ia menjelaskan bahwa aktivitas konsumsi masyarakat dan investasi menunjukkan peningkatan signifikan. Sementara itu, ekspor juga mulai stabil seiring dengan pulihnya permintaan global terhadap komoditas unggulan Indonesia seperti batu bara, nikel, dan minyak kelapa sawit (CPO).
“Jika kuartal terakhir tumbuh di atas 5,5 persen, maka secara keseluruhan ekonomi kita bisa mencapai 5,2 persen tahun ini,” ujarnya.
Purbaya menilai tren positif ini merupakan hasil dari kombinasi kebijakan fiskal dan moneter yang berjalan seimbang. Pemerintah berhasil menjaga daya beli masyarakat sekaligus memastikan inflasi tetap terkendali.
Dorongan dari Sektor Riil dan Industri
Lebih lanjut, Purbaya menyebut sektor riil menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Sektor ini terus menunjukkan peningkatan kinerja, terutama di bidang manufaktur, perdagangan, dan jasa transportasi.
Selain itu, aktivitas industri yang sempat melemah akibat perlambatan global kini mulai menunjukkan tanda pemulihan. “Kita lihat industri otomotif, logam, dan makanan-minuman tumbuh cukup kuat. Ini sinyal positif untuk ekonomi nasional,” jelasnya.
Ia juga menyoroti peningkatan investasi di berbagai proyek infrastruktur strategis yang masih berlanjut di berbagai daerah. Menurutnya, pembangunan infrastruktur akan terus menjadi faktor penting dalam memperkuat fondasi ekonomi jangka panjang.
Pemerintah Siapkan Strategi Tahun Depan
Melihat momentum positif tersebut, pemerintah kini menyiapkan strategi ekonomi untuk tahun depan. Fokus utamanya adalah mendorong pertumbuhan di atas 6 persen melalui peningkatan produktivitas, ekspansi investasi, dan penguatan industri dalam negeri.
“Target kami tahun depan adalah pertumbuhan di atas 6 persen. Kami yakin bisa mencapainya dengan dukungan sektor-sektor produktif,” tegas Purbaya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah juga tengah menyiapkan paket kebijakan fiskal yang lebih agresif namun tetap terukur. Kebijakan itu mencakup optimalisasi belanja negara, reformasi pajak, serta insentif bagi dunia usaha yang berorientasi ekspor.
Selain itu, pemerintah berkomitmen untuk menjaga stabilitas makroekonomi di tengah ketidakpastian global. “Kita harus tetap waspada terhadap risiko eksternal seperti fluktuasi harga komoditas dan geopolitik dunia,” tambahnya.
Inflasi Terkendali, Daya Beli Terjaga
Purbaya menjelaskan bahwa salah satu faktor pendukung utama pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah kemampuan menjaga inflasi pada level aman. Pemerintah bersama Bank Indonesia terus memastikan harga kebutuhan pokok tetap stabil.
Menurutnya, daya beli masyarakat tetap kuat berkat berbagai program perlindungan sosial dan subsidi yang tepat sasaran. Selain itu, kenaikan upah di beberapa sektor industri turut mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga.
“Inflasi kita masih terjaga, dan daya beli masyarakat tetap tumbuh. Ini fondasi penting bagi ekonomi yang berkelanjutan,” katanya.
Pemerintah juga terus memperkuat kerja sama lintas kementerian untuk menjaga stabilitas harga pangan dan energi. Langkah ini dilakukan agar pertumbuhan ekonomi tidak terganggu oleh gejolak harga di pasar global.
Investasi Asing Mulai Mengalir Masuk
Salah satu indikator lain yang menunjukkan pulihnya ekonomi nasional adalah meningkatnya arus investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI). Data terbaru menunjukkan bahwa minat investor terhadap Indonesia terus meningkat, terutama di sektor industri hijau, teknologi, dan energi terbarukan.
Purbaya mengungkapkan bahwa pemerintah kini fokus menciptakan iklim investasi yang lebih ramah melalui deregulasi dan digitalisasi perizinan. “Kita ingin memastikan investor merasa aman dan efisien berbisnis di Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, kerja sama ekonomi dengan berbagai negara juga terus diperkuat. Pemerintah berupaya membuka akses pasar baru di kawasan Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika untuk memperluas ekspor produk Indonesia.
Tantangan Global Masih Mengintai
Meski penuh optimisme, Purbaya tetap mengingatkan bahwa ekonomi global masih dibayangi risiko ketidakpastian. Kondisi geopolitik, perubahan iklim, dan fluktuasi harga energi menjadi faktor yang harus diwaspadai.
“Kita tetap realistis. Tantangan global masih ada, tapi fundamental ekonomi kita kuat. Selama kebijakan tetap konsisten, kita bisa bertahan dan tumbuh lebih cepat,” tegasnya.
Ia pun menegaskan bahwa kunci keberhasilan ekonomi Indonesia terletak pada sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Kolaborasi tersebut harus dijaga agar momentum pertumbuhan tidak terhenti.
Harapan Menuju Ekonomi Kelas Dunia
Menutup penjelasannya, Purbaya menyampaikan keyakinan bahwa ekonomi Indonesia berpotensi masuk ke dalam jajaran negara dengan pertumbuhan tercepat di kawasan Asia.
Dengan basis populasi muda, sumber daya alam yang melimpah, dan kebijakan ekonomi yang pro-investasi, Indonesia diyakini dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Asia Tenggara.
“Tahun depan, kita optimistis ekonomi tumbuh di atas 6 persen. Ini bukan sekadar angka, tapi simbol keyakinan bahwa Indonesia bisa menjadi kekuatan ekonomi besar dunia,” pungkasnya.

Cek Juga Artikel Dari Platform bengkelpintar.org
